JAM'IYAH MANAQIB DI BALI


Di Kota Denpasar Bali tepatnya di Jalan Gunung Merbabu terdapat beberapa Umat Islam yang berdiam di tempat tersebut sebagai perantau yang datang dari Jawa dan Madura. Sebagian besar dari mereka menjadi pedagang yang sering pulang pergi baik antar kota maupun antar pulau.

Pada suatu hari ada seorang pedagang yang berasal dari kota Gresik yang sudah lama berdomisili di Jalan Gunung Merbabu Denpasar beliau bernama Zainul Musabbihin, beliau pergi ke Daerah Sidoarjo tepatnya di Kecamatan Waru guna membeli kerajinan sandal untuk dijual di Bali. 

Dalam perjalanan itu Zainul menyempatkan diri berkunjung ke rumah Pengasuh Pondok Putri Al Khoiriyah, bernama Chabib Toyyib Zaen Arifin Assegaf tepatnya di Dusun Belahan RT 02 RW VII Wedoro Belahan Waru Sidoarjo Jawa Timur.

Pada saat saudara Zainul bertemu dengan bapak pengasuh, Beliau bercerita bahwa di Bali ada seorang bapak, bernama Bapak Saja'i yang telah berusia + 70 tahun. Dalam usianya yang telah lanjut, Bapak Saja'i bersama anggota keluarganya terkecuali putra sulungnya telah berikrar masuk Islam. Padahal menurut pandangan umum orang yang telah lanjut yang mempunyai keyakinan beragama tentunya lebih mantab tak mudah berganti keyakinan namun Bapak Saja'i telah mendapat hidayah Allah yang mahal harganya.

Hal ini menimbulkan kekaguman yang tak ternilai dipandangan Bapak Pengasuh Pondok Putri Al Khoiriyah. Maka pada suatu hari, tepatnya pada malam jum'at pon beliau telah menginjakkan kakinya di Bali, dan ingin bertemu dengan Bapak Saja'i.

Sesuai dengan kebiasaan di Waru setiap malam jum'at pon bapak pengasuh mengadakan kegiatan membaca manaqib. Kali ini kegiatan tersebut diadakan di rumah saudara Zainul dan dihadiri oleh 11 orang. Setelah selesai membaca manaqib para jama'ah bermusyawarah dan mufakat untuk selanjutnya diadakan secara rutin setiap bulan sekali.

0 komentar:

Posting Komentar