PENEMUAN MAKAM WALI PITU KEENAM DAN KETUJUH


Selanjutnya setelah ditemukan Makam Keramat Kembar di Daerah Karangasem maka sudah lima makam wali yang ditemukan, sedang menurut petunjuk ada tujuh makam Wali yang seharusnya diwujudkan. Oleh karena itu pengasuh dan para jama'ah lebih yakin akan berhasil dalam menulusuri dan mencari makam Wali Pitu di Bali.

Petunjuk selanjutnya terarah ke daerah Singaraja Buleleng, petunjuk dalam Bahasa Jawa tersebut berbunyi : “ Wus kapasten sawijining pepunden ono ing sandinging sesembahan wujuding selo kang sumare ing pareging samudra kang kudu denrekso” yang berarti : sudah dipastikan ada satu yang dikeramatkan berada di samping Pura tepi laut yang harus dirawat dan dipelihara.
Sebagaimana kebiasaan, setelah adanya petunjuk maka pengasuh dan para jama'ah bermusyawarah untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan berikutnya. Akhirnya mereka berangkat menuju Singaraja di Buleleng. 

Tujuan kali ini dalah mencari Pura yang berada di tepi pantai. setelah bertanya-tanya maka Pura tersebut dapat diketemukan, yaitu Pura Agung Labuan Aji di Desa Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.

Setelah ditemukannya makam yang ada di samping sebelah barat Pura Agung Labuan Aji tersebut, pengasuh merasa sangat gembira karena semua usaha yang dikerjakan membawa keberhasilan. Pengasuh  semakin mendekatkan diri pada Allah untuk memohon petunjuk apakah kiranya makam tersebut yang dicari.

Hari - hari berikutnya mereka mengadakan penyelidikan dan penelitian untuk memastikan kebenaran petunjuk tersebut. Dalam pencarian tersebut didapat sedikit keterangan bahwa makam tersebut memang benar-benar dikeramatkan oleh masyarakat di sekelilingnya baik dari umat Hindu maupun umat Islam. Mereka menyebutnya “Makam Keramat Karang Rupit”. dan keterangan bahwa makam tersebut adalah makam seorang Cina namun tak ada seorang pun yang mengetahui identitasnya
Melalui kerja keras secara lahiriyah maupun bathiniah akhirnya dapat diketahui bahwa makam tersebut adalah makam The Kwan Pau Lie yang bergelar Syekh Abdul Kadir Muhammad. Makam beliau banyak dikunjungi orang, baik orang Muslimmaupun umat Hindu, terlebih pada hari rabu akhir (Bahasa Jawa : Rabu Wekasan) Bulan Shafar. Mereka berdo'a di makam memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Sebuah hal yang tidak rasional terjadi pada makam The Kwan Lie, dua batu nisan yang berada di atas makam The Kwan Lie yang pada umumnya sejajar dengan makam yang lain sedikit demi sedikit terangkat ke atas beserta tanahnya hingga mencapai + 2 m.

Mengenai makam The Kwan Lie Keramat Karang Rupit diperoleh keterangan dari salah seorang bernama : Abdurrahman yang bertempat tinggal di Labuan Aji Desa Temukus yang termasuk pengawas sekaligus pengelola tanah makam serta menjadi tetua Desa Temukus, beliau menerangkan bahwa asal- usul Makam Keramat Karang Rupit menurut cerita rakyat (Legenda). Bahwa orang yang di makamkan tersebut adalah Bangsa Cina, Beliau menjadi Punggawa Prabu Erlangga dari Jawa Dwipa. Prabu Erlangga pernah datang ke Bali, mengadakan anjang sana dengan raja-raja di Buleleng, setelah semua keperluannya selesai maka Prabu Erlangga pulang ke Jawa tetapi Punggawa Bangsa Cina tersebut tidak ikut pulang dandiperintahkan oleh Prabu Erlangga untuk menjaga Busana Sang Prabu tepatnya di Desa Temukus.

Prabu Erlangga pulang dengan perahu sambil menyamar menjadi rakyat biasa, tida diketahui mengapa Sang Prabu bertindak seperti itu. Punggawa Cina yang patuh dan setia kepada Prabu Erlangga tetap menunggu dan menjaga Busana Sang Prabu  bersama istri dan kedua orang tuanya. Namun Prabu Erlangga tidak pernah lagi datang ke Buleleng hingga kedua orang tuanya meninggal lalu di makamkan disekitar tempat itu dengan adat Bangsa Cina. Tidak berselang lama kemudian istrinya menyusul meninggal dunia tetapi tata cara pemakamannya menurut syari'at Islam karena kedua suami istri tersebut telah memeluk Islam. Dan pada akhirnya Sang Punggawa meninggal dunia dan di makamkan di samping makam istrinya kemudian makamnya dikeramatkan oleh penduduk sekitar dan disebutnya “Makam Keramat Karang Rupit”

Makam  Syech Abdul Qodir Muhammad
Keramat Karang Rupit Labuan Aji
Singaraja – Buleleng

Walaupun informasi yang didapat hanya merupakan sebuah cerita rakyat namun dapat digunakan oleh pengasuh menjadi buah pikiran untuk dikaji, diteliti dan digali lebih mendalam.
Penemuan Makam The Kwan Lie di Buleleng Singaraja merupakan penemuan terakhir dalam menelusuri dan mencari Makam Wali Pitu di Bali sesuai dengan petunjuk akan tetapi hanya enam makam Wali yang diketemukan karena satu Auliya' memakai nama samaran “ Qoblal Wujud ” yang berarti belum wujud.

Wujud yang dimaksud adalah wujudnya makam sebab orangnya masih hidup, hal tersebut kiranya masih menunggu waktu, waktu wujudnya makam, berkedudukan di Jembrana.

Sebagai catatan penting pada waktu penemuan Wali Pitu tersebut memang Wali ke tujuh belum wujud makam tetapi sejak tahun 1999 M, sudah berbentuk makam sebagai Wali terakhir yaitu Habib Ali Bin Umar Bafaqih yang meninggal pada 27 Pebruari 1998 M di loloan Barat Negara Jembrana

Makam Chabib Ali Bafaqih di Loloan Barat
Kab. Jembrana

1 komentar:

  1. Gampang banget jadi wali.
    Gak ada jasa apa-apa . . .cukup diaku muslim, langsung jadi wali ..ampun deh.
    mbok kalo bikin HOAX yang cerdas dikit.
    BODOH kok dipelihara

    BalasHapus