PENEMUAN MAKAM WALI PITU KEDUA


Dengan penemuan makam wali pitu yang pertama juga ditemukan makam keramat yang lain yaitu :

  • Makam Keramat Pemecutan bernama Dewi Khodijah atau Ratu Ayu Anak Agung Rai yang berada di jalan Batu Karu Pemacutan.
  • Makam Pangeran Sosrodiningrat dari Mataram, berada di Ubung Denpasar. 

Menurut dari keterangan bapak K.H.M.Ishak sebagai tetua agama di kampung Islam Kepoan Denpasar yang menceritakan sebagai berikut :

Sejarah Makam Keramat Pamecutan Dewi Khodijah dan Makam Pangeran Sosrodiningrat adalah saling berhubungan karena keduanya adalah suami istri di dalam cerita tertulis Dewi Khodijah adalah nama setelah berikrar masuk agama Islam sedangkan nama aslinya adalah Ratu Ayu Anak Agung Rai.

Beliau adalah saudara muda dari raja Pamecutan Cokordo III yang bergelar Batara Sakti. Suatu ketika seorang senopati Kerajaan Mataram Islam yang bernama Pangeran Raden Sosrodiningrat melewati kekuasaan Kerajaan Pamecutan beliau ditangkap karena dianggapsebagai mata-mata/telik sandi dari kerajaan yang menjadi musuh Kerajaan Pamecutan maklum saja pada waktu itu Kerajaan Pamecutan sedang berperang melawan salah satu kerajaan yang ada di Bali.

Tetapi setelah diusut-usut ternyata mereka salah tangkap, Pangeran Sosrodiningrat adalah seorang senopati Kerajaan Mataram yang sedang mengadakan perjalanan ke Ampenan Lombok, akhirnya Pangeran Sosrodiningrat bersedia untuk membantu Kerajaan Pamecutan yang sedang berperang dan mengalami kekalahan sebagai imbalannya beliau akan dinikahkan dengan adiknya yang bernama Ratu Ayu Anak Agung Rai apabila Kerajaan Pamecutan menang dari peperangan.

Setelah Kerajaan Pamecutan mengalami kemenangan dalam peperangan tersebut, sesuai dengan janji Raja maka Pangeran Sosrodiningrat dinikahkan dengan adiknya Ratu Ayu Anak Agung Rai dan setelah masuk Islam berganti nama dengan Dewi Khodijah.

Tidak begitu lama Pangeran Sosrodiningrat wafat dan dimakamkan di pemakaman kerajaan di daerah Ubung Denpasar, setelah masuk Islam Dewi Khodijah bersungguh - sungguh untuk menjalankan dan melaksanakan ajaran agama Islam, sampai suatu saat Dewi Khodijahmelaksanakan Sholat, ketika para punggawa yang menjaga praduan kamar beliau mengira bahwa ada Leak (Leak adalah mahluk jadi-jadian yang jahat dan sangat terkenal di pulau Bali), yang akan berbuat jahat di Istana apalagi ketika beliau mengucapkan Takbiratul Ihrom Allahhu Akbar bahkan disangka Wakeber (wakeber dalam bahasa Bali adalah terbang).

Tanpa berfikir lama para punggawa melaporkan kejadian itu kepada raja ada Leak yang memakai gaun putih-putih, maka sang rajapun menyuruh seluruh punggawa dan pengawal kerajaan untuk menangkap dan membunuh Leak yang berada di Istana, salah seorang dari pengawal menghujamkan tombak tepat dipunggung Dewi Khodijah yang sedang sujud maka tak elak lagi Dewi Khodijahpun wafat seketika.

Keanehan luar biasa terjadi dari punggung Dewi Khodijah selain keluar darah segar juga keluar cahaya yang terang berwarna kebiru-biruan yang menembus dinding atap atas kamar bahkan sampai membumbung tinggi di angkasa, setelah diketahui yang dibunuh tadi adalah adiknya sendiri, maka sang raja dan warga Istana merasa berduka bahkan sampai ke kota raja.

Karomah yang kedua terjadi ketika Dewi Khodijah akan dimakamkan, kakak kandung Dewi Khodijah merupakan seorang raja yang beragamaHindu keinginan beliau adiknya yang meninggal tadi diritualkan menurut agama Hindu tetapi ternyata setelah pelaksanaan terjadi tubuh Dewi Khodijah tetap tertelungkup bagaikan orang sujud bersama tombak dipunggungnya yang tidak bisa dicabut.

Maka baginda mengutus pengawal kerajaan untuk mencari orang-orang Islam untuk memakamkan sang adik tercintanya, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak tubuh Dewi Khodijahpun masih tetap tertelungkup, sampai pada akhirnya kedua belah pihak sepakat bahwa Dewi Khodijah dimakamkan dengan keadaan seperti semula, akhirnya makam Dewi Khodijahpun masih tetap dalam keadaan tertelungkup dan tombak ditengahnya berubah menjadi pohon yang besar.

Makam Dewi Khodijah di Batu Karu Pamecutan

Sebagai catatan untuk Makam Keramat Pamecutan Dewi Khodijah dan Makam Pangeran Sosrodiningrat tidak termasuk dalam kumpulan Wali Pitu.

Dengan ditemukannya makam – makam tersebut menambah rasa optimis bagi para jamaah Manaqib Al JAMALI terlebih bagi bapak pengasuh untuk mewujudkan penemuan makam Wali Pitu di Bali.

Satu tahun telah berjalan dan sesuai dengan kebiasaan sebagian besar umat Islam yaitu mengadakan Haul untuk para sesupuh suatu desa / pendiri desa (Babad desa), tidak ketinggalan Jamaah Manaqib Al JAMALI juga berencana untuk mengadakan Haul  yang pertama tepatnya pada bulan Muharrom 1993 M bertempat dimakam Dewi Khodijah.

Keesokan harinya  para jamaah Manaqib AL JAMALI beserta bapak pengasuh bersilaturrohmi ke kediaman K.H.M.Nur Hadi pengasuh Pondok pesantren Khuffadhul Qur’an.

Bapak K.H.M.Nur Hadi bercerita bahwa di Bukit Bedugul juga ada salah satu makam keramat yakni Makam Habib Yusuf atau lebih lengkapnya Syeh Chabib Umar Bin Maulana Yusuf  Al Maghribi yang masih keturunan Rosululloh SAW. Lokasi Makam Chabib Umar Bin Maulana Yusuf Al Maghribi berada di atas bukit yang tinggi dan berada di tengah cagar alam milik perhutani. Sehingga apabila akan berziarah ke makam tersebut harus membawa alat seperti pisau, parang, sabit, dan lain-lain untuk membuat jalan setapak sendiri karena medan perjalanan masih sangat alami.

Mengenai Karomah yang dimiliki oleh Syeh Chabib Umar Bin Maulana Yusuf  Al Maghribi didapat keterangan bahwa pada suatu hari disaat beberapa penduduk yang berada di bawah bukit Bedugul dengan dipimpin oleh seorang Kyai yang berasal dari Malang Jawa Timur Yakni K.H Abdul Karim berniat mengadakan kerja bakti. Untuk membangun Makam Syeh Chabib Umar Bin Maulana Yusuf  Al Maghribi, namun di tengah proses pembangunan makam tersebut tiba-tiba beberapa petugas dari Dinas Kehutanan datang dan melarang untuk melanjutkan proses pembangunan Makam Syeh Chabib Umar Bin Maulana Yusuf  Al Maghribi dengan alasan bahwa makam tersebut masih berada dalam daerah hutan cagar alam Bukit Bedugul sehingga tidak boleh sembarang orang untuk mengadakan pembangunan tanpa seizin Dinas Kehutanan.

Karena pembangunan tersebut dilarang, akhirnya para penduduk tersebut kembali pulangke rumahnya masing-masing termasuk K.H. Abdul Karim. Namun tak selang beberapa lama kemudian Kepala Dinas Perhutani yang melarang pembangunan tersebut jatuh sakit. Beberapa dokter telah mengobati tetapi belum juga berhasil untuk menyembuhkan bahkan sakit bapak Kepala dinas tersebut semakin bertambah parah, pada suatu malam Kepala Dinas yang sedang sakit tersebut bermimpi, jika ia ingin sembuh, ia harus meminta maaf kepada segenap penduduk terutama kepada pimpinan pembangunan yaitu Bapak K.H. Abdul Karim.

Pada mulanya mimpi itu tidak dihiraukan karena dianggap tidak rasional dan bertentangan dengan bathiniyahnya sebab ia berlainan agama, ia sendiri beragama Nasrani.

Tetapi pada malam-malam berikutnya Bapak Kepala Dinas sering bermimpi dan mimpi tersebut selalu sama yakni diperintah untuk meminta maaf kepada segenap penduduk dan pimpinan pembangunan di atas bukit tersebut.

Melihat hal itu akhirnya Bapak Kepala Dinas memerintahkan kepada stafnya untuk menemui bapak Kyai yang memimpin proses pembangunan makam di atas bukit Bedugul, setelah berhasil menenui Bapak Kyai dan mereka menceritakan semua kejadian yang menimpa atasannya. Hingga pada suatu hari Bapak Kepala Dinas menemui bapak K. H. Abdul Karim menjelaskan bahwa sebenarnya sakit yang dideritanya itu tidak ada hubungannya dengan peristiwa di atas bukit. Semuanya itu semata-mata atas ujian Alloh, Bapak K. H. Abdul Karim juga memberinya beberapa saran serta obat untuk kesembuhannya. 

Dengan seizin Alloh sakit yang diderita oleh Bapak Kepala dinas berhasil disembuhkan dan akhirnya beliau mengizinkan untuk pembangunan makam tersebut serta menangung  seluruh keperluan yang dibutuhkan.

Makam Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi
Keramat Bukit Bedugul
Kec. Bebandem - Karang Asem

3 komentar:

  1. Cerita-cerita ghaib macam ini, jelas cuma mitos untuk membodohi masyarakat.
    Haree geenee . . .di jaman computer masih percaya sama kisah begituan ?
    Banyak versi kisah tentang Khodijah.
    Ada versi Islam, ada versi Bali.
    Yang jelas, cerita ini cuma tipu-tipu alias HOAX ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tau dari mana bahwa berita ini hoax .... Tolong jelaskan, kalau ga bisa uraikan detailny, berarti anda biang hoax

      Hapus