JAM'IYAH MANAQIB

Jam'iyah Manaqib

Jam'iyah manaqib dalam hal ini adalah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jaelani dalam Qitab Nurul Burhani dalam terjemah Kitab Allujainuddani Ala Syekh Ustman Al Ishaqi.

Secara bahasa “Manaqib” merupakan jama' dari kata Manaqabah yang berarti kebaikan, dalam kamus Munjit “Manaqib” berarti riwayat hidup (sejarah) seseorang apa yang diketahui tentang orang itu dari pribadinya yang terpuji dan akhlaknya yang mulia oleh karena itu secara umum manaqib dapat diartikan riwayat hidup atau sejarah orang-orang yang terpuji dan mulia.

Di Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan sejarah dari umat-umat terdahulu termasuk sejarah para Nabi dan Rosul serta Manaqib Waliyulloh seperti Siti Maryam, Manaqib Ashabul Kahfi, Manaqib Lukman Hakim, Manaqib Asiyah Istri Fir’aun dan masih banyak lagi.
Disamping itu banyak Hadist Nabi yang juga menerangkan sejarah para sahabat baik dari kalangan Muhajirin maupun dari kalangan Ansor, atas dasar dari keterangan tersebut maka Manaqib yang diartikan sebagai riwayat hidup orang-orang terkenal termasuk riwayat hidup para sahabat Nabi, Para Ulama dan Auliya’. Seperti : Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jaelani R.A. Kenyataan ini dapat dilihat dari berkembangnya Manaqib tersebut di tengah kehidupan masyarakat Indonesia.

Seiring dengan perkembangan tersebut menimbulkan pertanyaan bagi banyak orang tentang awal mula berkembangnya Manaqib di Indonesia, yang hampir mendarah daging dalam diri sebagian Muslim Indonesia.

Banyak ahli menyatakan bahwa pada zaman permulaan Islam disebarluaskan dan dikembang suburkan oleh para Ulama, Auliya’, Sholihin dan Mubaligh terdahulu yang kesemuanya mengajarkan dan menjelaskan tentang pokok-pokok Aqidah Islamiyah dan mengajarkan kitab-kitab ilmu Agama Islam termasuk di dalamnya kitab Manaqib.

Maka wajarlah apabila amalan membaca Manaqib ini berkembang baik di tengah-tengah masyarakat karena kegiatan membaca Manaqib secara bersama-sama dapat digunakan sebagai media dakwah dan dijadikan forum komunikasi serta bermusyawarah sekaligus dapat bersilaturrohmi mempererat Ukhuwah Islamiyah.

Perkembangan selanjutnya kegiatan membaca Manaqib semakin tumbuh subur di Indonesia laksana jamur di musin penghujan.

0 komentar:

Posting Komentar